Dedikasi dan bekerja dengan hati bersama Kompas.
Lahir sejak tahun 1965, Harian Kompas terus konsisten untuk memberikan arah dan tujuan untuk Indonesia. Di tengah maraknya disrupsi dan krisis global, Harian Kompas tetap setia dengan idealismenya untuk mencerdaskan bangsa. Munculnya Kompas.id juga menjadi tanda transformasi Harian Kompas menjawab kebutuhan digital masyarakat.
Dengan bergabung bersama Kompas, berarti Anda turut peduli pada kemajuan Indonesia. Di Harian Kompas, bekerja tidak hanya untuk kesejahteraan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan orang banyak. Di Kompas, bekerja tidak terasa seperti bekerja, karena semua dijalani bersama layaknya keluarga sendiri.
Sejalan dengan nilai “Amanat Hati Nurani Rakyat”, Kompas percaya bahwa bangsa Indonesia punya potensi yang besar untuk bersaing, dimulai dari rakyat, untuk rakyat.
“Bekerja dalam bidang apapun sesungguhnya adalah interaksi, kombinasi yang kreatif antara intelek dan hati.”
- Jakob Oetama
Tertarik untuk memberikan dampak positif bagi bangsa? Kamu juga punya nilai-nilai yang sama dengan kami? Jelajahi kesempatanmu untuk bergabung dengan Harian Kompas sekarang!
Harian Kompas membuka kesempatan magang bagi para mahasiswa tingkat akhir atau minimal Semester 6. Ingin mempunyai pengalaman bekerja di dunia media? Yuk, bergabung bersama kami di Harian Kompas!
Kepedulian terhadap sesama dan lingkungan menjadi nilai keutamaan bagi kami.
Kita bekerja dengan rasa tanggung jawab secara disiplin, konsisten dan profesional, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh orang lain.
Kita bekerja dengan mengembangkan diri untuk memberikan hasil yang terbaik bagi diri dan lingkungan.
Keberanian menghadapi tantangan jaman. Berani menunjukan kemampuan untuk mengubah ancaman menjadi peluang dan berorientasi menjadi daya saing.
Prinsip memenangkan hati pelanggan dan memberikan kualitas pelayanan lebih dari yang diharapkan.
“Pohon yang kita tanam berbuah, mekar, berkembang; sehingga menjadi berkat yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang”
- Jakob Oetama, 2010
Kompas adalah rumah kedua, tempat dimana kami tidak hanya bekerja, tetapi juga berinteraksi layaknya keluarga.